Pengikut
Blog Archive
Popular Posts
-
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang popular digunakan dalam...
-
all things have a story behind it :)
all things have a story behind it :)
Karakteristik Op-Amp
|
||
Kalau perlu
mendesain sinyal level meter, histeresis pengatur suhu, osilator, pembangkit
sinyal, penguat audio, penguat mic, filter aktif semisal tapis nada bass,
mixer, konverter sinyal, integrator, differensiator, komparator dan sederet
aplikasi lainnya, selalu pilihan yang mudah adalah dengan membolak-balik data
komponen yang bernama op-amp. Komponen elektronika analog dalam kemasan IC (integrated
circuits) ini memang adalah komponen
serbaguna dan dipakai pada banyak aplikasi hingga sekarang. Hanya
dengan menambah beberapa resitor dan potensiometer, dalam sekejap (atau dua
kejap) sebuah pre-amp audio kelas B sudah dapat jadi dirangkai di atas sebuah
proto-board.
Penguat
diferensial
Op-amp dinamakan juga dengan
penguat diferensial (differential amplifier). Sesuai dengan istilah
ini, op-amp adalah komponen IC yang memiliki 2 input tegangan dan 1 output
tegangan, dimana tegangan output-nya adalah proporsional terhadap perbedaan
tegangan antara kedua inputnya itu. Penguat diferensial seperti yang
ditunjukkan pada gambar-1 merupakan rangkaian dasar dari sebuah op-amp.
![]()
gambar-1 :
penguat diferensial
Pada rangkaian yang demikian,
persamaan pada titik Vout adalah Vout = A(v1-v2)
dengan A adalah nilai penguatan dari penguat diferensial ini. Titik input v1
dikatakan sebagai input non-iverting, sebab tegangan vout
satu phase dengan v1. Sedangkan sebaliknya titik v2
dikatakan input inverting sebab berlawanan phasa dengan tengangan vout.
Diagram
Op-amp
Op-amp di dalamnya terdiri dari
beberapa bagian, yang pertama adalah penguat diferensial, lalu ada tahap
penguatan (gain), selanjutnya ada rangkaian penggeser level (level
shifter) dan kemudian penguat akhir yang biasanya dibuat dengan penguat push-pull
kelas B. Gambar-2(a) berikut menunjukkan diagram dari op-amp yang terdiri
dari beberapa bagian tersebut.
![]()
gambar-2 (a) : Diagram blok Op-Amp
![]()
gambar-2 (b) :
Diagram schematic simbol Op-Amp
Simbol op-amp adalah seperti
pada gambar-2(b) dengan 2 input, non-inverting (+) dan input inverting
(-). Umumnya op-amp bekerja dengan dual supply (+Vcc dan –Vee)
namun banyak juga op-amp dibuat dengan single supply (Vcc –
ground). Simbol rangkaian di dalam op-amp pada gambar-2(b) adalah
parameter umum dari sebuah op-amp. Rin adalah resitansi input yang
nilai idealnya infinit (tak terhingga). Rout adalah resistansi
output dan besar resistansi idealnya 0 (nol). Sedangkan AOL adalah
nilai penguatan open loop dan nilai idealnya tak terhingga.
Saat ini banyak terdapat
tipe-tipe op-amp dengan karakterisktik yang spesifik. Op-amp standard type
741 dalam kemasan IC DIP 8 pin sudah dibuat sejak tahun 1960-an. Untuk tipe
yang sama, tiap pabrikan mengeluarkan seri IC dengan insial atau nama yang
berbeda. Misalnya dikenal MC1741 dari motorola, LM741 buatan National
Semiconductor, SN741 dari Texas Instrument dan lain sebagainya. Tergantung
dari teknologi pembuatan dan desain IC-nya, karakteristik satu op-amp dapat
berbeda dengan op-amp lain. Tabel-1 menunjukkan beberapa parameter op-amp
yang penting beserta nilai idealnya dan juga contoh real dari parameter
LM714.
![]()
tabel-1 :
parameter op-amp yang penting
Penguatan Open-loop
Op-amp idealnya memiliki
penguatan open-loop (AOL) yang tak terhingga. Namun pada
prakteknya op-amp semisal LM741 memiliki penguatan yang terhingga kira-kira
100.000 kali. Sebenarnya dengan penguatan yang sebesar ini, sistem penguatan
op-amp menjadi tidak stabil. Input diferensial yang amat kecil saja sudah
dapat membuat outputnya menjadi
saturasi. Pada bab berikutnya akan dibahas bagaimana umpan balik bisa
membuat sistem penguatan op-amp menjadi stabil.
Unity-gain frequency
Op-amp ideal mestinya bisa
bekerja pada frekuensi berapa saja mulai dari sinyal dc sampai frekuensi giga
Herzt. Parameter unity-gain frequency menjadi penting jika op-amp
digunakan untuk aplikasi dengan frekuensi tertentu. Parameter AOL
biasanya adalah penguatan op-amp pada sinyal DC. Response penguatan op-amp
menurun seiring dengan menaiknya frekuenci sinyal input. Op-amp LM741
misalnya memiliki unity-gain frequency sebesar 1 MHz. Ini berarti
penguatan op-amp akan menjadi 1 kali pada frekuensi 1 MHz. Jika perlu
merancang aplikasi pada frekeunsi tinggi, maka pilihlah op-amp yang memiliki unity-gain
frequency lebih tinggi.
Slew rate
Di dalam op-amp kadang
ditambahkan beberapa kapasitor untuk kompensasi dan mereduksi noise. Namun
kapasitor ini menimbulkan kerugian yang menyebabkan response op-amp terhadap
sinyal input menjadi lambat. Op-amp ideal memiliki parameter slew-rate yang
tak terhingga. Sehingga jika input berupa sinyal kotak, maka outputnya juga
kotak. Tetapi karena ketidak idealan op-amp, maka sinyal output dapat
berbentuk ekponensial. Sebagai contoh praktis, op-amp LM741 memiliki
slew-rate sebesar 0.5V/us. Ini berarti perubahan output op-amp LM741 tidak
bisa lebih cepat dari 0.5 volt dalam waktu 1 us.
Parameter CMRR
Ada satu parameter yang dinamakan CMRR (Commom
Mode Rejection Ratio). Parameter ini cukup penting untuk menunjukkan
kinerja op-amp tersebut. Op-amp dasarnya adalah penguat diferensial dan
mestinya tegangan input yang dikuatkan hanyalah selisih tegangan antara input
v1 (non-inverting) dengan input v2 (inverting).
Karena ketidak-idealan op-amp, maka tegangan persamaan dari kedua input ini
ikut juga dikuatkan. Parameter CMRR diartikan sebagai kemampuan op-amp untuk
menekan penguatan tegangan ini (common
mode) sekecil-kecilnya. CMRR didefenisikan dengan rumus CMRR = ADM/ACM
yang dinyatakan dengan satuan dB. Contohnya op-amp dengan CMRR = 90 dB, ini
artinya penguatan ADM (differential mode) adalah kira-kira
30.000 kali dibandingkan penguatan ACM (commom mode). Kalau
CMRR-nya 30 dB, maka artinya perbandingannya kira-kira hanya 30 kali. Kalau
diaplikasikan secara real, misalkan tegangan input v1 = 5.05 volt
dan tegangan v2 = 5 volt, maka dalam hal ini tegangan
diferensialnya (differential mode) = 0.05 volt dan tegangan
persamaan-nya (common mode) adalah 5 volt. Pembaca dapat mengerti
dengan CMRR yang makin besar maka op-amp diharapkan akan dapat menekan
penguatan sinyal yang tidak diinginkan (common mode) sekecil-kecilnya.
Jika kedua pin input dihubung singkat dan diberi tegangan, maka output op-amp
mestinya nol. Dengan kata lain, op-amp dengan CMRR yang semakin besar akan
semakin baik.
Penutup
Uraian diatas
adalah rumusan untuk penguatan opamp ideal. Pada prakteknya ada beberapa hal
yang mesti diperhatikan dan ditambahkan pada rangkaian opamp. Antara lain,
Tegangan Ofset (Offset voltage), Arus Bias (Bias Current), Arus
offset (offset current) dan lain sebagainya. Umumnya ketidak ideal-an
op-amp dan bagaimana cara mengatasinya diterangkan pada datasheet opamp dan
hal ini spesifik untuk masing-masing pabrikan
LM714 termasuk jenis op-amp
yang sering digunakan dan banyak dijumpai dipasaran. Contoh lain misalnya
TL072 dan keluarganya sering digunakan untuk penguat audio. Tipe lain seperti
LM139/239/339 adalah opamp yang sering dipakai sebagai komparator. Di pasaran
ada banyak tipe op-amp. Cara yang paling baik pada saat mendesain aplikasi
dengan op-amp adalah dengan melihat dulu karakteristik op-amp tersebut. Saat
ini banyak op-amp yang dilengkapi dengan kemampuan seperti current sensing,
current limmiter, rangkaian kompensasi temperatur dan lainnya. Ada juga op-amp untuk aplikasi khusus
seperti aplikasi frekuesi tinggi, open colector output, high power
output dan lain sebagainya. Data karakteristik op-amp yang lengkap, ya
ada di datasheet.
|